Sabtu, 04 Desember 2010

Aku si Pria yang Jatuh Cinta


Aku bingung harus bagaimana. Perasaanku begitu bahagia. Semua yang ku tahu hanya tentang keindahannya. Dia begitu indah, dan begitu menyenangkan untuk ku perhatikan. Oh Tuhan—apa yang sedang terjadi padaku ? mungkinkah kini aku sedang jatuh cinta. Aku tak tahu kenapa aku jatuh cinta. Mungkin, karna baru saat inilah aku bisa merasakan cinta yang begitu indah dan membuatku seperti Kaktus Eforbia yang tersiram air didalam kegersangan. Kini—yang ku tahu hanyalah tentang dia! Dia yang sudah memberiku racun untuk kuminum dengan hati ikhlas.
Aku mengaguminya! Sungguh dewa-dewi.... Aku jatuh cinta kepadanya! Aku jatuh cinta! Saat aku telah jatuh cinta kepadanya, aku selalu ingin tersenyum dan terus tersenyum. Kekurangannya sudah tidak tampak lagi olehku. Aku jatuh cinta. Cinta begitu indah, dan cinta selalu membuatku merasa hidup. Siangku tak lagi seperti siang biasanya, dan malamku juga tak seperti malam biasanya. Siang ku saat ini lebih bermakna dan berarti dari sebelumnya, dan malam ku kini mulai terasa lebih panjang.
Malam ini—aku merasa begitu jatuh cinta kepadanya. Semua benda dilangit sana seperti tersenyum kepadaku. Mereka seperti mengisyaratkan kepadaku bahwa mereka tahu apa yang sedang ku rasa. Aku duduk di dekat jendela kamarku yang terbuka malam ini. Udara malam begitu dingin. Namun semakin menambah keromantisan saat-saat aku memikirkan dia. Oh Tuhan.... Kenapa aku saat ini? Apa yang terjadi padaku sebenarnya?
Hanya karna cinta yang tidak tampak oleh mata, aku sudah tersenyum-senyum senang sendiri. Bagaimana jika aku mendapatkan cinta yang tampak oleh mataku? Mungkin—aku tidak akan tidur siang dan malam. Aku begitu senang. Aku jatuh cinta dan terlalu mencintanya! Malaikat penjaga langit, ceritakanlah kepadaku tentang hati-hati pria lain yang sedang jatuh cinta. Aku begitu ingin tahu. Mungkin, agar aku bisa lebih memaknai setiap getaran yang kurasa. Tuhan, aku cinta dia. Malam ini terasa begitu lama, dan aku ingin merasakan siang esok yang penuh nuansa cinta. Nuansa dimana aku merasa lebih gembira dari biasanya.
Mungkin, aku tampak seperti orang gila. Tengah malam begini hanya menghabiskan waktu untuk menatap langit. Aku tersenyum-senyum sendiri menatap cahaya remang-remang sang bulan dan teman-temannya di langit. Jendela kamarku malam ini kubuka agar aku bisa memberitahu sang pendekar malam bahwa aku sedang jatuh cinta. Aku bingung kenapa aku dari tadi terus tersenyum-senyum sendiri. Mungkin inilah satu-satunya hal terindah yang pernah ku dapati….

Apa itu Persahabatan?


Pada dasarnya, semua orang yang hidup di dunia ini memiliki hubungan, dan hubungan itu tersendiri terdiri dari bermacam-macam hubungan. Seseorang yang mengagumi seorang artis saja sudah dapat dikatakan sebagai salah satu contoh dari pada hubungan, hanya saja hubungan tersebut tidak bersifat langsung seperti pertemanan—namun tetap saja namanya hubungan.
Tentunya kita mengetahui—sebagai manusia biasa—sebagai mahluk Tuhan yang masih menimba sumur ilmu yang tak kunjung kering, hubungan yang paling kerap bergulir di antara kita adalah pertemanan. Nah, pertemanan itu sendiri ada banyak macamnya. Masing-masing orang memiliki standarisasi dan jenis-jenis tersendiri dalam berteman. Jadi hingga saat ini, menurut saya pribadi, sangat sulit untuk mengkaji cara pertemanan orang lain dengan standarisasi atau asumsi yang ada di otak masing-masing manusia.
Intinya semua pertemanan itu tetap lah sama. Semua kita adalah teman, dan saling berteman. Semua manusia yang saling mengenal adalah teman, semua manusia yang saling bercanda adalah teman, semua manusia yang ada dalam satu kelompok atau organisasi adalah teman. Nah, hanya saja terkadang setiap orang membutuhkan hanya “seorang teman” yang tidak hanya mengetahui apa yang kita bisa, tetapi seorang teman yang juga mengetahui apa yang kita tidak bisa lakukan. Mungkin itulah yang kerap di sebut siapapun juga dengan sebutan “Sahabat”.
Sahabat bukanlah orang yang selalu bersama kita, tetapi sahabat adalah orang yang ikhlas, ikhlas dalam apapun. Sekali lagi, saya tekankan, semua kita adalah teman-semuanya teman. Tetapi saya pribadi, tidak akan mau bercerita tentang masalah “wet dream”(maaf agak porno!) saya kepada teman, tetapi saya akan menceritakannya kepada sahabat, yang ikhlas mendengarkan dan ikhlas bercerita kembali.
Sebagai manusia yang normal, kita terkadang memang sangat membutuhkan seseorang tempat kita berbagi sesuatu yang sangat-sangat berbau privacy. Terkadang kita memang ingin menceritakan suatu hal yang tidak bisa di ceritakan kepada teman, geng atau apapun itu. Tetapi hanya kepada seseorang yang entah bagaimana, kita sendiri yakin dan berkata “aku percaya kepadanya, dan aku ikhlas untuk menceritakannya”.
Memang cukup sulit menunggu hati untuk bergumam seperti demikian. Karena privacy tetaplah namanya privacy. Para pembaca yang berbahagia, saya ingin menjelaskan sedikit hal, tentunya seseorang bercerita kepada sahabatnya selain hanya untuk mendapatkan kepuasan bathin, tetapi juga terkadang sahabat dapat memberikan info yang sangat berkebetulan dengan masalah yang hanya kita ceritakan kepadanya. Kita tidak akan mendapatkan info tersebut dari teman lain, karena kita hanya bercerita hal yang sangat-sangat-sangat berbau privacy tersebut kepadanya. Itulah guna sahabat. Dapat memberikan apa yang tidak bisa diberikan oleh orang lain di waktu kapanpun.
Persahabatan dimulai ketika adanya persamaan hobi. Nah, dari persamaan hobi tersebutlah maka akan muncul kesamaan obesesi, kesamaan tujuan, hingga kesamaan visi dan misi. Semuanya sama. Hanya saja ada satu hal yang tidak boleh sama, yaitu cara berpikir. Seseorang harus memiliki cara berpikir yang beda dengan sahabatnya. Mengapa demikian? Kedua sahabat adalah saling menutupi. Maka tidak akan saling menutupi jika kedua-duanya memiliki cara berpikir yang sama. Contoh: si Ani penakut dan si Dina tidak penakut. Mereka berdua ingin pergi ke mall pada malam hari(kesamaan tujuan). Nah, mereka akan tetap pergi ke mall, hanya saja dengan cara pikir masing-masing—dan justru perbedaan cara berpikir itulah yang akan menimbulkan variasi dan membuat pertemanan lebih menyenangkan. Ani pasti akan berkata, “aku takut keluar malam-malam..” Dina pasti akan menjawab, “kenapa harus takut? Paksain! Kalo kamu gak pergi ke mall, kita gak usah temenan!”. Nah. kalimat itu memang terdengar sedikit, atau bahkan kasar, tetapi justru kalimat itulah yang merupakan kalimat pembangun sesungguhnya. Kalimat itulah yang justru membuat pertemanan menjadi lebih sehat. Kenapa demikian? Dapat kita simpulkan, Ani akan memaksakan dirinya untuk pergi ke mall, dan dina akan berpikiran bahwa Ani begitu sangat ingin menjadi temannya sampai-sampai mengalahkan rasa takut yang benar-benar ada padanya. Begitu juga dengan Ani, ani akan berpikiran bahwa Dina sangat membutuhkan kehadirannya di mall sampai-sampai mengancamnya sedemikian rupa.
Nah, dari contoh di atas, secara tersirat terlihat bahwa mereka berdua memiliki cara pikir berbeda namun tujuannya sama. Tentunya terbayang oleh pembaca jika ani dan dina memiliki pikiran yang sama. Ani akan pergi begitu saja bersama dina ke mall—tanpa ada adu argument—memang itu justru terlihat rukun, tapi hanya akan bertahan sebentar, karena akan sangat-sangat-sangat membosankan. Dan takkan ada pikiran dari masing-masing pihak yang justru memperkuat persahabatan.
Pertemanan yang sebenarnya pertemanan atau persahabatan didukung oleh salah stau faktor juga, yaitu kekompakan. Seperti yang dikatakan Mr. Bintang, bahwa dasar dari kekompakan adalah ejek mengejek atau cela mencela. Jadi, siapa bilang bahwa ejek mengejek atau cela mencela adalah hal yang tekutuk. Tetapi cela mencela justru tanda dari kekompakan, tanda dari ketebukaan. Mr. Bintang sendiri mengaku bahwa ia sengaja menerapkan pada anaknya untuk diperbolehkan mencela dirinya(tentunya masih dalam batas kewajaran), karena itu justru akan membangun suatu kekompakan dan keterbukaan antara ia dan anaknya.
Lagipula, yang namanya sahabat, tidak akan pernah mencela dari hati, tetapi hanya untuk tertawa, hanya untuk bercanda. Biasanya seseorang mencela sahabatnya hanya di depan umum, tetapi tidak untuk ketika tidak ada orang lain. Seseorang akan menghina habis-habisan sahabatnya ketika ada orang lain, tetapi ketika tidak  ada orang lain, seorang sahabat justru akan memberikan dorongan, motivasi, pujian dan bukan hinaan lagi. Bahkan seorang sahabat rela mempebaiki apa yang membuatnya mencela sahabatnya tersbeut di depan umum. Contohnya: Adi menertawai Pino karena tidak bisa push up atau apapun itu, tetapi sebenarnya, Adi justru berusaha mengajari Pino bagaimana cara push up di saat orang lain tidak ada. Begitu juga jika misalnya Adi tidak bisa bermain komputer, dan Pino menertawakannya. Tetapi Pino hanya menertawakan untuk bercanda dengan teman-teman lain. Ketika tidak ada orang lain, justru Pino lah yang akan memaksa Adi untuk bermain komputer. Itulah yang namanya sahabat. Saling ejek mengejek, cela mencela, tetapi tetap saling menutupi dan berbagi dengan hati ikhlas. Bukannya justru “jaim-jaiman”! Karena menurut saya pribadi, persahabatan atau pertemanan yang di sertai rasa takut, segan, dan lain-lain, bukanlah persabatan atau pertemanan sesungguhnya yang sehat.
Hanya itu yang dapat saya sampaikan. Lebih dan kurang saya mohon maaf. Atas perhatian pembaca saya ucapkan terima kasih. Sedikit saya tekankan, bahasa saya memang terdengar begitu indah, maklumlah jika anda akan terpukan dengan kesederhanaan saya tersebut. Memang banyak orang yang mengatakan bahwa say titisan JK. Rowling, dikarenakan bahasa saya yang bagaikan pujangga. Memang banyak yang mengatakan bahwa saya titisan Mario Teguh, karena pemikiran saya begitu terbuka dan tidak monoton. Yah, memang begitulah adanya kelebihan saya. Mohon maaf jika tulisan saya yang kali ini terlalu bagus, karena maklumlah, saya seorang penulis. Anda sekalian harus paham dan maklum dengan kesederhanaan saya tersebut.....GEDUBRAK!!!

Aku si Wanita yang Percaya Takdir


Banyak orang yang tak peduli dengan yang namanya takdir, dan banyak juga orang yang bergantung dan pasrah oleh takdir. Seakan akan hidupnya hanya untuk takdir yang membuatnya menjadi tidak ingin berusaha. Aku sendiri percaya dengan yang namanya takdir!
Sebagai manusia, kita harus selalu berusaha agar mendapatkan segala sesuatu yang baik. Banyak contoh takdir yang telah ku terima dalam hidupku. Salah satu dari mereka yang selalu hinggap di benakku dan membuatku tersedu-sedu di sudut kamar ialah tentang bapak dan ibuku.
Masih terbayang jelas di benakku bagaimana bapak berjudi di depan rumah; pulang ke rumah pada pukul empat subuh; bapak memukuli dan menyeret ibu ke tengah jalan lalu lintas kendaraan. Itu sungguh mengerikan!
Menurut cerita yang kudapat dari nenek, dulu ibuku merupakan salah satu gadis yang berparas ayu di kampungku. Banyak pria-pria yang mengidamkan hati ibu. Namun ibu tidak pernah tertarik kepada mereka. Bahkan, pria yang mempunyai istripun masih ada yang mencoba mengambil hati ibu. Namun, Tetap saja ibu tau harga diri seorang gadis. Ibu bukan tipe gadis yang merasa nyaman menghancurkan rumah tangga orang lain. Karna ibu tahu bahwa itu akan merendahkan harga dirinya sebagai seorang gadis.
Menurut ibu, para wanita-wanita dan gadis lain bisa mendapatkan lebih dari seorang pria yang telah beristri. Ibu juga berpesan kepadaku agar jangan pernah merasakan dan mengatakan bahwa aku menyukai pria yang telah beristri. Ibu pernah mengatakan, wanita atau gadis yang menyukai pria yang telah beristriatau lebih tepatnya penghancur keluarga orang lain, hal tersebut lebih hina dari seekor anjing berkudis yang menjilat ludahnya sendiri! Bahkan menurutku pribadi, wanita-wanita atau gadis seperti itu lebih hina dari tumpukan-tumpukan bangkai dan lebih pantas untuk di ludahi. Karna mereka tidak mempunyai harga diri sebagai seorang gadis atau wanita sama sekali. Bahkan, lebih memiliki harga diri lagi para banci-banci, dibanding wanita wanita sampah seperti mereka.
Lalu, apa hubungannya mereka dengan takdirku?  Tentunya mereka berhubungan denganku! Mereka memiliki salah denganku dan ibuku, mereka yang merebut bapak. Tapi satu hal yang membuatku bisa memaafkan mereka, walaupun aku menyimpan kebencian yang amat sangat pada mereka--Aku percaya takdir! Aku memiliki takdir untuk merasakan ini semua, bapak memiliki takdir untuk melakukan pengkhianatan kepada ibu, ibu memiliki takdir untuk mendapatkan pengkhianatan dari bapak, dan begitu juga para wanita-wanita itu, mereka pun memilik takdir untuk membuat para pria-pria mengkhianati wanita-wanitanya, Lalu, untuk apa aku permasalahkan? Bukankah itu takdir Tuhan? Aku hanya membenci mereka, tapi aku memaafkan mereka karena Tuhan.

Aku si Gadis yang Patah Hati


Perasaan ini sudah lama ku pendam, dan terus ku pendam. Semakin aku melihat matanya, semakin aku yakin ada makhluk yang membuatku semakin berdosa. Aku terus memohon kepada sang Penguasa dan terus memohon, agar aku tidak pernah melakukan hal yang membuatku mengatakan ‘cinta itu pahit’. Aku suka hidupku seperti ini, digantung tanpa tali yang membuatku sedikit rapuh. Cinta yang kualami bukanlah cinta yang rumit, melinkan cinta yang tidak berujung. Dia begitu sempurna di hatiku. Namun aku yang begitu tidak sempurna dimata siapapun. Terus saja ku dalami perasaan ini. Hingga saatnya ia mulai menusukku perlahan dari belakang. Namun, aku yakin, bila keyakinanku telah bertamu, pedang yang menusukkupun akan menjadi penghilang perih dari segala kesakitan yang kurasa.

Kadang, aku merasa terlambat untuk mengatakan sepatah kalimat yang bertaksirkan mahligai. Namun aku tahu itu tidak mungkin. Walaupun demi waktu yang kujalani hanya untuknya. Rasa ini terus ku selami hingga aku mulai perlahan tenggelam. Namun aku semakin tak menemukan apa yang tidak ada pada dirinya. Aku yakin rasaku tak pernah salah, dan aku yakin semuanya benar ada pada diriku. Namun aku tak pernah mau menerima kenyataan bahwa ia bukan untukku. Aku bingung, apakah aku harus menyesal dengan adanya rasa “cinta” ini didiriku. Aku berharap cinta suatu saat dapat berubah jadi apapun yang ia mau. Karena orang-orang bilang cinta selalu bisa menyesuaikan diri. Rasa ini terus saja bertambah. Membuatku bagaikan seorang yang hampa tanpa apa yang ingin ku dapatkan.

Tanpa dia, aku merasa aku tak punya apapun di dunia ini. Ia selalu. Ia selau hadir di saat aku mencoba menghilangkan bayangannya. Terus saja semakin kejam ia membunuhku. Membuatku terus ingin berlutut pada siapapun yang ingin menolongku menghapus rasa ini. Untuk bulan dan untuk matahari, aku sungguh mencintainya. Ia meraut seluruh apa yang nuraniku bisa. Aku bagaikan seseorang yang dungu yang terus mengulurkan tangan dan mencoba menggapainya. Namun cintanya belum kudapat telah begitu bersemi dihatiku. Begitu terpaut dengan jantung sumber kehidupanku. Seakan tanpanya aku tak bisa hidup.

Dibalik awan-awan senja ini, aku hanya bisa menikmati sedikit untaian garis-garis indah diwajahnya. Mentari senja harus menjadi saksi ketika aku menjadi orang yang meminta-minta untuk mendapatkan semangkuk sup cinta yang hangat dan kental. Aku terus terperangah, menikmati apa yang bukan menjadi milikku. Sebenarnya aku tak yakin jika kukatakan cintaku padanya sedalam samudra. Karena aku tahu, samudra bukan ukuran untuk bercinta. Dalamnya cinta dapat dirasakan, namun dalamnya samudra tak dapat di rasakan. Malam-malam hanya ku habiskan untuk meyakinkan diriku dengan adanya sedikit rasa cinta untukku. Batinku selalu menghentak ketika aku mulai menutup sedikit mata, “apakah ada sedikit rasa cintanya untukku?”. Aku bagaikan seorang fatwa pujangga yang terus mengarang jawaban-jawaban palsu sebagai obat rasa sakit yang hatiku derita.

Dosa atau tidakkah yang kulakukan, aku tak tahu. Ia sudah begitu merasuki diriku. Aku sadar ia menusukku sedikit demi sedikit dari belakang. Aku hanya bagai orang tolol yang terus rela menunggu dan tak memberikan kepastian kepada orang lain. Mereka mengatakan ini tidak adil. Namun bagiku, rasa yang kurasakan ini jauh lebih menyakitkan dan tak adil. Rasa ini seperti mencabik-cabikku, menghancurkanku perlahan demi perlahan. Aku hanya berharap pada air yang akan ku ukir. Aku tahu hidupku seperti seorang pengembara yang tak tentu arah dan terus mengikuti arah angin. Walaupun akhirnya akulah yang di kendalikan. Bukan aku yang mengendalikan apa yang kumilki.

Aku terus saja menjadi orang bodoh. Hidup terus menerus dalam kebohongan diriku sendiri. Seolah-olah ia ada untukku, namun kenyataanya ia hanya menganggapku bukan apa-apa dalam hidupnya. Ia seperti kapas putih yang tampak tak berdosa, sedangkan aku terus bermimpi bagaikan cermin kusam yang mengambil apa yang ku bisa dari dirinya. Mungkinkah aku yang salah untuk mencintai seseorang. Ia begitu kejam. Selalu mampu membuatku menangis. Setelah aku bertemu dengannya, cintaku terus bernyawa. Namun cintaku tak pernah memiliki raga, sehingga cintaku tak pernah bisa menyentuhnya. Nyata dibenakku bahwa aku adalah orang yang di sakiti, namun aku terus menyimpan wajahnya dan hatinya didalam hati yang tak mengenal kesalahan ini. Harapan-harapanku sedikit kukuatkan dengan sebuah kalimat lagu yang menyatakan bahwa ‘Cinta harus berkorban walau harus menunggu selamanya’.

OBAT Patah Hati


  1. Kalian percaya takdir Tuhan! Tuhan sudah mengatur semuanya. Jauh lebih “paten” dari pada apa yang kalian rencanakan! Jika memang hubungan kalian berakhir, ya ikhlaskan saja. Akhiri dengan baik-baik! Tuhan selalu memiliki rencana yang besar untuk setiap orang-orang yang SABAR. Percayalah! Kita sebagai manusia hanya menjalankan garis tangan saja, Tuhan sudah mengatur semuanya. Tuhan selau ingin yang terbaik untuk kita! Pikirkan saja, jikalau kita membuat suatu benda apapun itu, kita pasti akan sangat benar-benar menjaganya, menyayanginya dan memberinya yang terbaik. Begitu juga Tuhan! Tuhan menciptakan kita, dan Ia akan selalu ingin menjaga kita sebagai ciptaan-Nya dan memberikan yang terbaik. Tuhan sudah mempersiapkan semuanya! Jika memang bukan dia orangnya, berarti Tuhan sudah menyiapkan seseorang lain yang sedang menanti kita di lain tempat.

  1. Karma pasti ada! Bagi saya, karma adalah hukum yang cukup mengerikan. Saya sendiri takut dengan karma. Begitu saya menyakiti orang lain, saya selau berusaha menghilangkan rasa was-was saya terhadap hukum karma. Bagaimana tidak? Menurut saya, di dalam hukum karma terdapat campur tangan Tuhan! Jika Tuhan sudah ikut campur tangan, semuanya akan menjadi seadil-adil mungkin. Saya begitu takut jika kejahatan yang saya lakukan pada orang lain "TANPA SEBAB", terjadi kembali pada diri saya sendiri. Itu sangat-sangat merupakan mimpi buruk! Jadi, berhati-hatilah bagi yang pernah menyakiti hati orang lain, membuat orang lain patah hati, membuat orang lain merasa cemburu, dan lain-lainnya. Ingat! kerap kita dengarkan, "jikakita membuka aib orang lain, maka bersiap-siaplah Tuhan nantinya yang akan membuka aib kita beribu-ribu kali lipat lebih memalukan!". Bagaimana jika itu juga berlaku pada 'sakit hati, cemburu, dan bentuk sakit hati lain-lainnya? Bagaimana jika nantinya akan kerap terdengar di telinga kita, "jika kita membuat orang lain merasa cemburu ataupun sakit hati, maka bersiap-siaplah Tuhan nantinya yang akan membuat kita berjuta-juta kali lipat merasa cemburu dan sakit hati"? Cukup mengerikan bukan?

  1. Pikirkan bahwa belahan jiwa kalian sesungguhnya sedang menanti kalian di tempat lain! Bukankah semua kekesalan hati kalian karena patah hati akan segera terobati jika membayangkannya? Mungkin saja belahan jiwa kalian yang sedang menanti kalian ditempat lain itu jauh lebih cantik, ganteng, dan romantis! BAYANGKAN SEMUA ITU! Betapa indahnya hidup kalian, bagaikan di novel-novel; Menunggu cinta sejati yang akan benar-benar di sempurnakan Tuhan. Mungkin kalian akan bertemu di dalam gerbong kereta, dan kemudian mengenal lebih dekat; atau mungkin kalian akan bertemu disebuah perpustakaan dan berkenalan lebih dekat. Lihatlah! Betapa romantisnya hal tersebut! Dan dia bukan sembarang orang! Dialah belahan jiwamu yang kau tunggu-tunggu! Dia akan benar-benar menyayangimu sepenuh hati dan tidak akan pernah menyakitimu.

Cemburu Itu...

  1. Cemburu itu pedih! Ketika kau cemburu, pikiranmu akan buyar. Semuanya mulai tampak sama di matamu, tak peduli lawan ataupun kawan. Yang ada dipikiranmu saat itu hanya satu, bagaimana caranya agar tidak kau sendiri yang merasakan ini semua, orang lain harus merasakannya juga.

  1. Cemburu itu sakit! Awalnya kau boleh berpekik-pekik dengan kata-kata kasar atau pun carutan-carutan untuk melampiaskan kemarahanmu. Tapi itu hanya bertahan tiga jam atau empat jam, sedangkan sisa waktunya, kau akan segera berpikir, kau akan segera sadar, bahwa begitulah adanya! Bahwa itulah yang diinginkan orang yang kau sayang! Dia tidak ingin bersamamu dan merasa nyaman dengan orang lain. Ketika kau sadarakan hal inilah kau akan semakin lupa dengan kehidupanmu, yang ada di benakmu hanya ingin menangis dan berpikir "lebih baik untuk mati, karea setelah mati, kau akan tenang tanpa ada yang harus kau jaga ataupun kau cemburui"—sekalipun pria, jangan pernah mengingkari ketika kau sadar bahwa orang yang kau sayangi merasa tidak nyaman bersamamu, pada akhirnya pasti akan menangis juga, sekalipun tersembunyi.

  1. Cemburu itu pahit! Ketika kau merasa cemburu, maka saat itu juga, semua makanan akan terasa pahit. Kau tidak akan ingin makan sedikitpun. Orientasimu hanya satu, menjadi selemah mungkin, sakit, masuk rumah sakit, dan pergi dari dunia ini—agar dia tahu bahwa kau tersiksa, agar dia menyesal seumur hidupnya, agar dia tahu betapa sayangnya kau padanya, dan agar kau bisa terbebas dari semua permasalahan yang ada.